Ruang lingkup pelayanan Fisioterapi di Klinik Utama Halmahera Medika :
Kondisi yang dapat ditangani dengan fisioterapi :
Aliran suhu panas pada tubuh mengakibatkan pembuluh darah di area yang dipanaskan melebar. Volume darah di area tersebut akan bertambah. Pertumbuhan dan perbaikan jaringan yang rusak akan dipermudah karena darah membawa okisgen, protein dan faktor atau zat-zat yang dibutuhkan untuk sel baru tumbuh.
Selain itu, aliran panas juga membuat serabut kolagen lebih lentur, sehingga lebih mudah jika dilakukan latihan peregangan otot dan sendi yang kaku. Dengan aliran panas, otot juga lebih rileks.
Sebaliknya, aliran suhu dingin membuat aliran darah ke area tubuh tersebut berkurang. Biasanya digunakan pada area yang aliran darahnya menjadi berlebih misalnya pada fase awal cedera olahraga atau pada radang akut.
Fisioterapi aliran suhu panas dapat menggunakan cahaya (infra merah), cairan (parafin bath), gelombang suara (ultrasound diathermy), serta gelombang elektromagnetik (microwave diathermy dan shortwave diathermy).
LASER bukan hanya untuk pointer layar presentasi dan untuk memotong baja saja. Laser di bidang medis juga berguna untuk kesembuhan otot-sendi yang nyeri dan rusak. Laser dapat merangsang mitokondria (bagian dari sel tubuh yang berfungsu seperti ‘mesin’ pada mobil) menjadi aktif dan memicu perkembangan dan pertumbuhan jaringan yang rusak.
Pada luka yang sulit sembuh karena infeksi atau penyakit tertentu (misalnya diabetes), laser dapat mempercepat luka mengering dan menutup. Pada nyeri dan masalah otot-sendi seperti otot bengkak, kerusakan tendo serta ligamen, laser memicu proses pertumbuhan dan penggantian jaringan yang rusak.
Pada dosis tertentu, laser dapat mengurangi radang. Laser juga dapat menurunkan level nyeri akibat masalah otot-sendi.
Aliran listrik dapat diberikan melewati kulit untuk menghambat aliran saraf nyeri. Ini yang sering kita sebut TENS (transcutaneus electrical nerve stimulation) atau terapi interferential (untuk saraf atau organ yang letaknya lebih dalam).
Aliran listrik dapat juga merangsang kontraksi otot yang lemah atau lumpuh. Tujuannya membuat massa atau ukuran otot tetap baik dan tidak menciut (atrofi) saat menunggu saraf ke otot mengalami perbaikan. Teknik fisioterapi ini yang sering disebut ES (electrical stimulation).
Pukulan gelombang kejut (shockwave) sebenarnya berupa pukulan mirip pukulan palu ringan tetapi dilakukan dengan frekuensi tinggi (ribuan pukulan per menit). Pukulan itu akan menimbulkan kerusakan jaringan pada jaringan yang memang sudah rusak, efeknya memicu sistem perbaikan secara natural aktif kembali.
Shockwave ini juga dapat menonaktifkan saraf yang mengalami inflamasi, menurunkan zat pemicu nyeri (substance P) dan zat pemicu kerusakan (CGRP). Akibatnya nyeri seketika berkurang dan kerusakan jaringan dikurangi.
Mulai usia sekitar 30 tahun, bantalan mulai ‘kering’, menjadi gepeng dan rentan rusak. Dapat terjadi penonjolan isi bantalan yang menjepit saraf yang menuju ke tangan dan kaki, yang disebut HNP (hernia nucleus pulposus). Yang terasa adalah nyeri yang menjalar ke tangan atau kaki, bisa disertai baal, kesemutan atau kelemahan otot.
Tindakan fisioterapi berupa traksi, menarik tulang belakang leher atau tulang belakang punggung bawah, sehingga tekanan diantara dua ruas tulang belakang yang mengalami HNP berkurang. Bantalan yang mengalami penonjolan akan tertarik kembali penonjolannya, disertai berkurangnya gejala penekanan saraf disana.